Friday, March 27, 2009

ASESMEN MELALUI KOMUNIKASI PERSONAL

ASESMEN MELALUI KOMUNIKASI PERSONAL

Oleh : Russamsi Martomidjojo


1.Pendahuluan

Berhasilnya proses belajar-mengajar di kelas sangat ditentukan oleh sejauh mana guru dapat menciptakan suasana belajar yang bermutu dan bermakna. Ada tiga tugas utama guru dalam proses belajar-mengajar di kelas yaitu,(1) membuat persiapan mengajar, (2) melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, dan (3) melaksanakan evaluasi hasil belajar dan memanfaatkan umpan balik(Rustaman, 2005)

Evaluasi atau penilaian hasil belajar dalam pembelajaran IPA lebih sesuai dengan penggunaan istilah asesmen. Oleh karena asesmen sejalan dengan hakekat IPA sebagai proses, produk, dan hasil sehingga yang diukur tidak hanya hasil belajar tetapi juga proses belajar siswa. Asesmen merupakan proses penting karena hasilnya dapat digunakan untuk merencanakan pengajaran, memandu belajar siswa, menentukan tingkat/urutan, membuat perbedaan, menentukan untuk pendidikan lanjut, pengembangan teori pendidikan, merumuskan kebijakan, mengalokasikan sumberdaya, dan mengevaluasi kurikulum (NRC, 1996). Oleh karena itu asesmen perlu direncanakan, dilaksanakan, dan dianalisis dengan baik sehingga berfungsi sebagaimana mestinya.

Hasil asesmen yang baik sangat ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan guru dalam menentukan dan mengembangkan jenis asesmen dalam mengukur komptensi siswa. Banyak jenis dan bentuk pengukuran yang terdapat dalam asesmen, salah satunya adalah komunikasi personal. Bentuk asesmen ini masih jarang dilakukan oleh guru karena keterbatasan pengetahuan dan keterampilan guru tentang asesmen ini. Oleh karena itu, guru dan calon guru perlu diperkenalkan asesmen ini agar dapat menggunakannya dengan benar. Komunikasi personal sebagai bentuk asesmen alternatif yang dapat digunakan guru untuk melengkapi pengukuran pencapaian siswa sehingga kompetensi sebenarnya dari siswa dapat tergambar dengan nyata.

2. Pengertian Komunikasi Personal

Komunikasi personal merupakan salah satu bentuk asesmen alternatif yang dilakukan dengan komunikasi melalaui siswa atau antar siswa. Manfaat asesmen ini dapat digunakan sebagai : (1) alat cek ganda asesmen lain. (2) memantau apakah kelas/individu berjalan sebagaimana mestinya, (3) mendorong dan mengevaluasi penalaran dan pemecahan masalah siswa, dan (4) menilai prestasi siswa dalam partisipasinya dalam diskusi kelas.

Asesmen melalui komunikasi personal merupakan bentuk asesmen yang bersifat subjektif, oleh karena itu perlu direncanakan dan dilaksanakan dengan baik sehingga mampu menjadi jaminan mutu.

Beberapa pedoman penilaian profesional pada asesmen komunikasi personla sebagai berikut:

* Target pencapaian yang kita rencanakan terhadap siswa

* Pertanyaan yang kita ajukan

* Kriteria yang kita terapkan dalam mengevaluasi jawaban-jawaban.

* Record performans yang kita simpan

* Cara kita di dalam mendapatkan kembali hasil yang baru digunakan.

* Membuat interpretasi-interpretasi dari hasil tersebut.

* Berbagai cara di dalam kita menggunakan hasil tersebut.

Beberapa hal yang spesifik mengenai alasan yang tidak menerima komunikasi personal sebagai asesmen juga menganggap enteng sebagai sumber informasi dan sebagai strategi pengajaran antara lain:

* Masalah lupa, bahwa kemungkinan kekeliruan pikiran manusia sebagai alat pencatat. Kadang hal-hal yang disimpan dalam otak berubah sejalan dengan waktu karena alasan.

* Masalah penyeleksian. Penyeleksian (saringan personal dan profesional) telah terbentuk selama bertahun-tahun pengalaman yang sangat lama, mewakili norma-norma atau standar-standar untuk menginterpretasi dan bertindak.

* Tantangan sampling, diantaranya (1) terlalu sedikit mengumpulkan informasi untuk menuntun kesimpulan yang meyakinkan tentang kemampuan siswa. Di dalam contoh diskusi skor di atas, problema ini dapat muncul jika diskusi terlalu pendek untuk setiap orang untuk mendemonstrasikan kemampuan mengkonstribusi secara produktif. (2) tidak efisien, misalnya menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mengumpulkan terlalu banyak informasi.

* Menghindari masalah-masalah yang bersifat subyektif.

Menyadari subyektifitasnya, maka perlu dilakukan pengontrolan sehingga perlu dikontrol sehingga asesmen komunikasi personal mampu memberikan hasil yang dapat digunakan sebagai jaminan mutu. Biasnya asesmen ini lebih banyak disebabkan karena kekeliruan pikiran manusia, maka perlu dirumuskan atribut dasar diataranya (1) target pencapaian yang jelas dan khusus, (2) tujuan yang jelas, (3) representasi yang jelas mengenai target, (4) contoh kinerja yang sesuai, dan (5) pengendalian terhadap gangguan yang tidak diinginkan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Komunikasi Personal

Kemampuan guru dalam menggunakan asesmen ini sangatlah bervariasi, sehingga diperlukan latihan dan pengalaman yang memadai. Implementasi asesmen komunikasi personal bagi yang berpengalaman mempunyai banyak keuntungan untuk memberikan teknik-teknik asesmen antara lain:

1) Dapat menempa keterkaitan yang jelas dan lengkap antara strategi bertanya dan fokus pembelajaran. Meski proses pembelajaran sedang berjalan, beberapa pertanyaan dapat diberikan untuk membantu guru memonitor dan menyesuaikan

2) Tidak seperti bentuk asesmen lain, kuesioner yang mengejutkan atau membingungkan siswa dapat diikuti pertanyaan lanjutan untuk menggali lebih dalam ke dalam pemikiran siswa. Jika ditemukan miskonsepsi, guru dapat mengambil tindakan untuk segera membetulkannya.

3) Komunikasi personal dapat spontan, memungkinkan guru mengambil keuntungan dari peluang tak terduga untuk menilai dan meningkatkan pencapaian.

4) Komunikasi personal hampir tidak terbatas fleksibilitasnya dalam penerapan sebagai asesmen kelas. Dapat difokuskan pada kisaran outcome dicanangkan baik pada siswa individual, atau siswa sebagai kelompok.

5) Untuk pengguna yang sungguh-sungguh, reaksi nonverbal siswa dapat memberikan pandangan ke dalam yang berharga dalam pencapaian dan perasaan mengenai material yang dipelajari (atau tidak dipelajari). Indikator keyakinan, ketidakpastian, kegembiraan, kebosanan, kenyamanan atau kecemasan dapat berperan sebagai pemicu yang menuntun guru untuk memeriksa lebih dalam ke dalam penyebab mendasar. Pemeriksaan persepsi seperti ini dapat dihasilkan dalam komunikasi siswa/guru, dan tidak dihasilkan melalui alat asesmen lain.

Komunikasi personal dapat bersifat spontan dan individual, namun demikian dalam pengembangannya perlu perencanaan yang baik. Dalam menggunakan asesmen ini yang harus dilakukan oleh guru adalah (1) memulai dengan visi yang jelas mengenai outcome yang ingin dicapai, (2) menterjemahkan visi ke dalam pertanyaan yang jelas dan terfokus, (3) menggunakan bahasa yang sama dan membuka saluran komunikasi dengan siswa, dan (4) mengambil sampel performa secara representatif.

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menggunakan asesmen komunikasi personal diataranya

1) Bahasa yang sama. Guru dan siswa harus mempunyai bahasa yang sama. Etnis dan kultur dapat berbeda antara guru dan siswa, guru dapat membuat makna dalam bahasa dan kultur siswanya. Jika tidak, maka terjadi kesalahan pengukuran.

2) Kefasihan verbal yang memadai. Bahaya salah pengukuran terletak dua arah. Jika siswa tidak fasih, guru dapat salah interpretasi dan menarik inferensi yang salah, dan jika siswa ”terlalu fasih”, guru dapat dibodohi siswa.

3) Karakteristik personal yang sesuai. Siswa yang pemalu tidak dapat menunjukkan performa yang baik dalam konteks asesmen ini, dengan mengabaikan pencapaian mereka sebenarnya. Sebaliknya siswa yang agresif dapat mengecoh guru akan aspek pencapaian yang sebenarnya. Hal tersebut akan berlaku untuk asesor yang tidak mempersiapkan diri dengan hati-hati, dan mereka yang tidak dapat tetap fokus.

4) Waktu yang cukup. Harus tersedia waktu yang cukup untuk melakukan bentuk asesmen ini. Ketika terget ruang lingkupnya sempit dan hanya sedikit siswa yang diases, waktu mungkin tidak menjadi faktor, satu atau dua pertanyaan bisa cukup untuk memberikan gambaran cepat mengenai pencapaian. Tetapi, ketika target melebar dan jumlah siswa meningkat, dua dimensi menjadi lebih penting

(a) Pertama, harus ada waktu yang cukup yang memungkinkan guru untuk berinteraksi dengan setiap siswa yang akan dinilai pencapaiannya.

(b) Kedua, harus ada cukup waktu untuk guru mengambil sampel pencapaian yang memadai untuk setiap siswa. Jika waktu tidak tersedia, lebih baik untuk mengganti dengan strategi lain yang tidak membutuhkan kontak satu-satu secara intens.

5) Lingkungan yang aman. Komunikasi personal akan bekerja paling baik ketika siswa merasa mereka belajar dalam lingkungan yang aman.

6) Siswa memahami kebutuhan akan kejujuran. Komunikasi personal bekerja paling baik sebagai asesmen ketika siswa memahami bahwa guru memerlukan jawaban jujur, kuncinya adalah kepercayaan.

7) Alat untuk menyimpan record yang akurat. Karena tidak ada hasil kasat mata, catatan asesmen dapat hilang. Jika melibatkan banyak siswa, target kompleks, dan persyaratan akan penyimpanan yang luas, guru harus membuat catatan yang lebih baik misalnya dengan tertulis atau rekaman tape.

Proses pelaksanaan di kelas, ada tiga tahapan yang dilakukan yaitu tahap persiapan, diskusi dan proses asesmen, dan umpan balik. Dalam tahap persiapan dilakukan pembuatan indikator kegiatan dan skornya. Tahap ini dapat dilakukan dengan curah pendapat tentang perilaku positif yang memberikan sumbangan pada diskusi kelas yang produktif. Misalnya hasil curah pendapat tersebut adalah

* membuat konstribusi yang berkualitas tinggi yang sesuai dengan topik

* mendengarkan secara intensif ketika yang lain memberikan konstribusi

* bertindak untuk membawa temannya dalam diskusi

* mengklarifikasi pertanyaan

* tidak takut (berani) berdebat dan mempertahankannya

* membuat pernyataan-pernyataannya jelas dan ringkas

Selanjutnya siswa diminta mengidentifikasi tiga atau empat kecakapan interaksi tersebut yang dinilai lebih penting untuk mencapai diskusi yang produktif dan memberinya skor dua (2). Sisanya diseleksi kembali untuk menentukan kecakapan yang dianggap penting, tetapi tidak cukup penting dibandingkan kelompok pertama dan memberinya skor satu (1). Siswa juga diminta curah pendapat mengenai pola interaksi yang kontraproduktif dalam sebuah diskusi. Misalnya dihasilkan perilaku kontraproduktif diantaranya

* menyebabkan peserta diskusi lain tidak mengemukakan ide-idenya

* tidak berpartisipasi

* tidak mendengarkan dengan penuh perhatian

* menginterupsi ketika yang lain berbicara

* mendominasi dalam diskusi

* memberikan konstribusi di luar topik

Seperti halnya pada perilaku produktif, siswa diminta menentukan prioritas diantara perilaku kontraproduktif serta memberi skor dengan nilai poin minus dua (-2) dan minus satu (-1).

Diskusi dan Proses asesmen. Pada tahap ini siswa dibagi dalam dua kelompok secara random dan diberi nama, misalnya satu kelompok diberi nama “innie”, yang lain diberi nama “outie”. Para siswa duduk dalam lingkaran, outies duduk di sisi kanan innie partnernya, lembar skor di pegang. Innies membaca sepenggal pada topic kontroversial (mungkin editorial suratkabar pada isu politik) dan mendiskusikannya diantara mereka sendiri. Setiap waktu partnernya menunjukkan satu dari perilaku yang didaftar pada lembar skor, outies mencatatnya (tally). Nantinya hasil catatan dihitung untuk menemukan frekuensi kemunculan berbagai target, hasilnya dikalikan dengan point untuk mengasilkan skor. Innies dan outies kemudian berganti peran.

Umpan balik – melalui komunikasi personal. Setelah diskusi, para partner bertemu untuk berbagi dan mendiskusikan hasil. Tugasnya adalah membicarakan satu sama lain tentang kualitas dan pengaruh konstribusinya kepada interaksi kelompok. Mereka mengindentifikasi perilaku positif dan pola produktif sebagai cara untuk meningkatkan/perbaikan. Partner diminta memberikan contoh-contoh khusus dari sesuatu hal-hal yang tampaknya untuk kerja baik dan tidak. Jika terjadi misinterpretasi, peserta diberi kesempatan untuk menjelaskan apa mereka lakukan. Pendeknya, partner memberikan umpan balik pada hasil, tidak hanya sebagai skor, tetapi sebagai komunikasi personal mengenai asesmen dan hasilnya.

Berikutnya, kelas secara keseluruhan mendiskusikan implikasi aktivitas ini untuk mencapai tujuan-tujuan tanggungjawab sebagai peserta diskusi. Ketika selesai dari aktivitas ini mereka berusaha untuk mematuhi/mengikuti teknik-teknik diskusi yang baik.

4. Sasaran Asesmen Komunikasi Personal

Seperti hanya jenis asesmen lain, komunikasi personal juga dapat mengukur beberapa target, diataranya pengetahuan, penalaran, keterampilan dan produk, serta afektif (Tabel 1). Namun asesmen ini paling kuat untuk mengukur penalaran dan sikap siswa .

Tabel 1. Target Komukasi Personal

Target

Hal-hal yang perhatian

Pengetahuan

§ Perlu hati-hati, berpatokan pada batasan-batasan dan isi domain pengetahuan

§ Tidak dapat menanyakan semua pertanyaan karena waktu yang terbatas untuk jumlah materi yang banyak

Penalaran

§ Merupakan kekuatan yang sebenarnya dari komunikasi personal.

§ Guru dapat menggunakan pertanyaan untuk membantu siswa memahami dan meningkatkan penalaran serta pemecahan masalah

Skill dan produk.

§ Dapat dilakukan dengan tepat jika guru memiliki kemampuan “melakukan dan menciptakan” sehingga dapat mengukur kemampuan siswa hanya dengan meminta siswa berbicara melalui kinerja hipotetik.

§ Perlu diingat bahwa, bicara bukanlah melakukan.

Pengukuran sikap

§ Merupakan kekuatan lain dari komunikasi personal mampu mengungkap sikap, minat, nilai, atau watak emosional.

§ Kunci keberhasilan asesmen ini adalah kepercayaan dan keterbukaan dalam komunikasi.

5. Berbagai Bentuk Komunikasi Personal sebagai Asesmen

Ada lima format komunikasi personal yang dapat digunakan untuk meng-akses pencapaian siswa yaitu bertanya, konferensi dan interviu, diskusi kelas, ujian lisan, dan percakapan dengan yang lainnya.

1) Pengajaran Bertanya dan Menjawab (Instructional Question and Answer)

Ketika pembelajaran, guru dan siswa saling bertanya dan menjawab. Kegiatan ini selain meningkatkan proses berfikir dan belajar juga memberikan informasi mengenai pencapaian. Guru mendengar jawaban siswa, menginterpretasikan dalam standar internal, dan mengambil inferensi pada level perolehan siswa.

Kunci keberhasilan penggunaan metoda asesmen ini, sementara meminimalisasi pengaruh kelemahan potensialnya antara lain

(a) Merencanakan pertanyaan kunci di awal pembelajaran untuk memastikan kesesuaian dengan target dan kemampuan siswa

(b) Menanyakan pertanyaan yang jelas dan singkat yang membantu siswa memfokus pada kisaran yang relatif sempit dari respon yang diterima.

(c) Memeriksa variasi penalaran, tidak hanya recall fakta dan informasi

(d) Menanyakan pertanyaan pertama dan kemudian menunjuk siswa yang akan menjawab, hal ini akan menjaga siswa tetap fokus.

(e) Memanggil siswa yang sukarela atau tidak sukarela. Hal ini juga akan menjaga siswa tetap melakukan tugasnya.

(f) Menyimpan mental record mengenai performa hanya untuk sedikit siswa pada waktu pendek. Catatan tertulis sangat esensial untuk sejumlah besar siswa dalam periode waktu yang lebih lama.

(g) Pengakuan akan respon benar atau bermutu tinggi; memeriksa respon yang tidak

(h) Benar untuk alasan yang mendasarinya.

(i) Setelah pertanyaan diajukan, tunggu tiga sampai lima detik untuk respon.

Menurut Rowe dalam Stiggins (1994) ada beberapa keuntungan dalam penggunaan asesmen jenis ini diantaranya

(a) Lama waktu respon siswa meningkat

(b) Jumlah dari respon yang tidak diminta tapi sesuai meningkat

(c) Kegagalan untuk merespon penurunan

(d) Kepercayaan diri siswa meningkat

(e) Kejadian respon kreatif, spekulatif meningkat

(f) Interaksi berpusat pada siswa meningkat, sementara pembelajaran berpusat pada guru menurun

(g) Siswa mempertahankan inferensi lebih baik

(h) Jumlah pertanyaan yang diajukan siswa meningkat

(i) Siswa yang lamban berkontribusi lebih banyak

(j) Masalah disiplin menurun

(k) Guru cenderung untuk melihat kelas dengan jumlah siswa bekemampuan akademik rendah hanya sedikit

(l) Guru tidak lagi mengharap siswa pandai saja yang memberikan respon

2) Konferensi dan Interviu(Conferences and Interviews)

Konferensi siswa-guru berperan sebagai audit terstruktur atau tidak terstruktur mengenai pencapaian siswa, sasarannya adalah membicarakan apa yang sudah dan apa yang belum dipelajari siswa.

Guru dan siswa berbicara langsung dan terbuka mengenai level perolehan siswa, nyaman dengan materi yang dikuasai, kebutuhan khusus, minat, harapan dan/atau topik lain yang berkaitan dengan pencapaian, yang berkonstribusi dengan lingkungan pembelajaran yang efektif. Efeknya, guru dan siswa berbicara bersama-sama dalam usaha memahami bagaimana bekerja bersama secara efektif.

Fokus interviu atau konferensi dapat bervariasi sesuai dengan kebutuhan siswa. Kunci keberhasilan penggunaan konferensi antara lain

(a) Kedua partisipan harus terbuka, jujur dan berkeinginan untuk mengamati aspek nyata dan penting dari pembelajaran

(b) Pertanyaan interview harus terfokus pada target pencapaian dan tujuan akan pertemuan

(c) Pertanyaan dipikirkan dan direncanakan dengan baik di awal

(d) Merencanakan waktu yang cukup untuk melakukan interiviu atau konferensi keseluruhan.

(e) Memastikan untuk memasukkan interviu dengan ringkasan pelajaran yang telah dipelajari dan implikasinya dalam bagaimana guru dan siswa akan bekerja sama di masa depan.

3) Diskusi Kelas(Class Discussions)

Ketika siswa berpartisipasi dalam diskusi kelas, guru mendengarkan interaksi, mengevaluasi kualitas kontribusi siswa, dan mengambil inferensi mengenai pencapaian siswa individual atau kelompok. Secara jelas, diskusi kelas mempunyai efek simultan dengan meningkatkan baik pembelajaran siswa ataupun kemampuan mereka menggunakan apa yang mereka tahu.

Untuk memperoleh keuntungan dari kekuatan metoda asesmen ini, sementara meminimalisasi pengaruh kelemahan potensialnya, ikuti kunci di bawah ini :

* Menyiapkan pertanyaan atau masalah diskusi di awal untuk memfokuskan dengan tajam target pencapaian yang diinginkan

* Melibatkan siswa dalam proses persiapan, memastikan pertanyaan mereka dan isu kunci merupakan bagian dari campuran.

* Bertumpu pada format debat atau format tim lainnya untuk memaksimalkan jumlah siswa yang dapat terlibat langsung. Berikan perhatian khusus untuk melibatkan siswa berkemampuan rendah.

* Formalkan format diskusi sampai pada tahap teridentifikasinya perbedaan peran, seperti moderator, tim leader, pembicara, pencatat, dll, untuk memaksimalkan jumlah siswa yang mempunyai peluang untuk menyajikan bukti pencapaian mereka

* Perlu diingat bahwa publik akan mengaitkan pencapaian siswa dengan konsep diri.

* Berikan alat sesuai dengan karakteristik siswa.

* Jika informasi pencapaian berasal dari partisipasi diskusi maka dibutuhkan nilai dan catatan tertulis

4) Ujian Lisan(Oral Examination)

Dalam tradisi pendidikan Eropa dan praktek asesmen sekarang, ujian lisan masih memainkan peranan kuat. Guru merencanakan dan memiliki latihan untuk siswa yang merefleksikan dan memberikan respon lisan. Guru mendengarkan dan menginterpretasi respon tersebut dan mengevaluasi mutu dan menarik inferensi mengenai level pencapaian.

Keuntungan dari ujian lisan adalah memberikan peningkatan kompleksitas dari outcome pendidikan, kompleksitas, dan biaya dari penyusunan asesmen performa yang lebih meyakinkan.

Berikut ini beberapa hal kunci yang harus diperhatikan agar asesmen berhasil :

* Mengembangkan latihan singkat yang fokus pada outcome yang diharapkan

* Bertumpu pada latihan yang mengidentifikasi pengetahuan yang harus dimiliki, menspesifikan jenis pemikiran yang digunakan, dan mengidentifikasi standar yang akan diterapkan pada proses evaluasi

* Mengembangkan kriteria penskoran tertulis di awal asesmen

* Membuat kriteria yang memisahkan antara konten dan outcome

* Menyiapkan di awal untuk mengakomodasi siswa-siswa yang mempunyai hambatan dalam kemampuan bahasa

* Mempunyai ceklis, skala tingkat, atau metoda pencatatan hasil lain yang siap digunakan saat asesmen

* Jika memungkinkan, respon direkam untuk evaluasi kembali kemudian

5) Percakapan dengan lainnya(Conversation with Others)

Guru dapat menemukan informasi berguna mengenai pencapaian siswa dengan bicara dengan orang lain (siswa lain, guru lain, staf sekolah lain, orangtua, dan saudara) mengenai pencapaian siswa dalam bentuk pertanyaan. Tetapi, bentuk seperti ini harus digunakan sangat hati-hati untuk menghasilkan informasi kualitatif.

Beberapa kunci keberhasilan :

* Jadilah konsumer kritis: periksa asal-usul dan kualitas bukti yang diberikan oleh pemberi informasi. Pastikan anda mempunyai pemahaman yang sama mengenai target pencapaian. Pastikan bahwa mereka menggunakan metoda asesmen yang jelas, mengambil sampel dengan tepat, dan mengendalikan bias mereka. Tanyalah mereka yang berada dalam posisi mengetahui akan pencapaian siswa anda.

* Dalam konteks dimana keputusan kritis ada dalam kesetimbangan, ambil informasi lebih dari 1 orang, untuk menjaga dari bias.

6. Mengintegrasikan Asesmen Komunikasi Personal ke Dalam Pembelajaran

Pengintegrasian asesmen komunikasi personal dalam pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut

* Minimalisasi jumlah pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban ya atau tidak. Cari respon lebih kompleks sebagai materi rutin, maka siswa menjadi terbiasa

* Uraikan rentangan jenis penalaran, tidak hanya recall untuk fakta

* Tunggu respon. Biarkan siswa anda tahu anda mengharap jawaban dan tidak akan membiarkan mereka tetap diam. Sekali mereka bicara, saluran komunikasi terbuka.

* Jagalah seluruh kelas teribat dengan memanggil non sukarelawan, menanyakan siswa untuk menambah apa yang sudah dikatakan seseorang, dan menanyakan pada mereka jika mereka setuju atau tidak setuju.

* Mengubah tanggung jawab untuk saling menanyakan pada siswa, mereka dapat bertanya satu sama lain atau anda.

* Meminta siswa untuk membuat parafrase pertanyaan masing-masing dan jawabannya

* Meminta siswa untuk memberikan pertanyaan kunci dalam kelompok kecil, maka lebih banyak siswa terlibat

* Menawarkan kesempatan pada siswa untuk menjadi pemimpin diskusi, mempunyai pertanyaan mereka sendiri

* Meminta siswa untuk tetap pada jalur akan performa mereka, seperti penggunaan lembar pentollian dan diari

* Merancang satau atau dua siswa untuk menjadi observer dan pencatat selama diskusi, mencatat siapa saja yang mersepon pada pertanyaan jenis apa dan seberapa baik; guru lain dapat melakukan hal ini juga.

* Melibatkan siswa dalam asesmen mandiri atau asesmen sebaya mengenai performa dalam diskusi

* Menjadwal interviu reguler dengan siswa, satu-satu dalam kelompok

7. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

  1. Asesmen komunikasi personal merupakan jenis asesmen yang fleksibel, yang dapat digunakan untuk mengukur target pengetahuan, penalaran, skill dan produk, serta sikap
  2. Dalam prosedur penggunaan asesmen komunikasi personal adalah (1) visi yang jelas mengenai outcome yang ingin dicapai, (2) menterjemahkan visi ke dalam pertanyaan yang jelas dan terfokus, (3) menggunakan bahasa yang sama dan membuka saluran komunikasi dengan siswa, dan (4) mengambil sampel performa secara representatif. Faktor yang perlu dipertimbangkan (1) bahasa yang sama, (2) kefasihan verbal yang memadai, (3) karakteristik personal yang sesuai, (4) waktu yang cukup, (5) lingkungan yang aman, (6) siswa memahami kebutuhan akan kejujuran, (7) alat untuk menjadi catatan yang akurat.
  3. Beberapa macam bentuk asesmen komunikasi personal yang umum digunakan antara lain: (1) pertanyaan dan jawaban instruksional, (2) konferensi dan insterviu, (3) diskusi kelas, (4) ujian lisan, dan (5) percakapan dengan lainnya

DAFTAR PUSTAKA

NRC. (1998). Standars for Science Teacher Preparation, Washington :National Science Teacher Association in collaboration with the Association for the Education Teacher in Science.

NRC. (1996). National Science Education Standards. Washington: National Academic Press

Rustaman, N.Y. dkk.(2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press

Stiggins, R.J. (1994). Student-centered Classroom Assessment. New York: Macmillan College Publishing Company.

1 comments:

Aditya Rakhmawan said...

mantap, terima kasih ... materi yg bagus

Post a Comment

 
Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger

© Newspaper Template Copyright by RUSSAMSI MARTOMIDJOJO CENTRE | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks