Sunday, June 28, 2009

PEMBELAJARAN KOOPERATIF GUNA MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Belajar kooperatif merupakan suatu pembelajaran dalam kondisi belajar bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil (sekitar 3 – 5 orang siswa) untuk tujuan bersama. Siswa yang satu bertanggung jawab terhadap siswa yang lainnya. Siswa yang telah berhasil dalam memahami pembelajaran membantu siswa lainnya agar berhasil.
Dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari lima orang, biasanya terdiri dari seorang siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi, dua orang berkemampuan sedang dan dua orang lagi berkemampuan akademik kurang. Dengan kemampuan siswa yang beragam tersebut akan memberikan kesempatan kepada mereka untuk saling mengajar dan saling mendukung, sehingga akhirnya semua siswa dalam kelompok memiliki kemampuan yang seimbang.
Belajar kooperatif memberikan manfaat bagi siswa dan guru. Bagi guru, belajar kooperatif ini sangat membantu dalam tugasnya. Hal ini dikarenakan setiap dua orang siswa akan dibantu oleh seorang siswa yang berkemampuan akademik tinggi, sehingga siswa yang berkemampuan akademik tinggi dapat menjadi tutor sebaya (Peer Teaching) bagi keberhasilan kelompoknya. Bagi siswa yang berkemampuan akademik tinggi akan dengan mudah menerima materi pelajaran baru, dia akan lebih bisa menguasai pengetahuan dan keterampilan barunya. Dia juga akan melatih dirinya untuk bisa bekerja sama dan berbagi sesame teman sebayanya.
Pada umumnya, dalam mengambil keputusan kelompok dapat didominasi oleh siswa yang suaranya paling nyaring/keras atau oleh siswa yang banyak bicaranya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok harus diberikan kesempatan bicara yang sama dalam kontribusi atau ide-idenya. Gokhale (1993) menyatakan, bahwa pembelajaran kolaboratif menuntut adanya pertukaran ide-ide secara aktif dalam kelompok kecil tidak hanya meningkatkan minat antar anggota kelompok tetapi juga akan memperkembangkan berpikir kritis.
Belajar kooperatif dapat mendorong siswa untuk melakukan diskusi dalam kelompok kecil siswa. Mereka dipaksa untuk dilatih dalam mengemukakan pendapat dengan memberikan alasannya, menanggapi pendapat orang lain, mengevaluasi pendapat orang lain, dan mampu membuat keputusan yang tepat. Interaksi di antara anggota kelompok akan membantu siswa belajar ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dari siswa lain.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran biologi, Davidson (1990) menyatakan, bahwa ada tiga hal yang menarik dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: (a) permasalahan biologi, idealnya cocok untuk didiskusikan secara kelompok sebab memiliki solusi yang dapat didiskusikan secara obyektif, Seorang siswa dapat mempengaruhi siswa lainnya dengan argumennya yang logis; (b) materi biologi dapat didiskusikan dengan beberapa cara yang berbeda dan siswa dalam kelompok dapat mendiskusikan manfaat penyelesaian dengan cara yang berbeda; (c) ruang lingkup materi biologi dipenuhi dengan banyak ide menarik dan juga menantang sehingga bermanfaat apabila didiskusikan.
Mc Keachie (Ruseffendi, 1988) menyatakan bahwa, untuk aspek kognitif kompleks metode diskusi ini lebih baik daripada metode ceramah, sebab pada metode diskusi para peserta diskusi itu akan aktif dan terjadi interaksi serta umpan balik. Selain daripada itu, metode diskusi dapat meningkatkan pengertian dalam pemahaman konsep dan kemampuan memecahkan masalah. Dengan demikian, pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan pemahaman konsep yang telah dipelajari.
Russefendi (1988) menyatakan, bahwa di dalam metode diskusi siswa secara langsung dituntut untuk selalu aktif untuk berpartisipasi. Siswa dilatih untuk berpikir kritis, siap mengemukakan pendapat dengan tepat, berpikir secara obyektif dan menghargai pendapat orang lain. Begitu pula pendapat Mwerinde dan Ebert (Dahlan, 2004) menyatakan, bahwa dalam pembelajaran matematika, strategi belajar kooperatif lebih mendorong siswa terhadap berpikir kritis, berpikir tingkat tinggi dan dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, meningkatkan kemampuan matematika dan juga meningkatkan sikap yang positif terhadap materi matematika.
Dalam berdiskusi seseorang tidak dipandang sebagai lawannya, melainkan dipandang sebagai kawan yang diajak bersama-sama untuk mencari kebenaran. Ia tidak mengajarkan, melainkan menolong mengeluarkan pendapatnya yang tersimpan di dalam nalar jiwa seseorang. Menurut Sokrates, di dalam diskusi akan ada tanya jawab dan tanya jawab ini lama kelamaan akan meningkat dan mendalam sehingga melahirkan pikiran yang kritis. Pengajaran yang dilakukan oleh Sokrates merupakan metode pengajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Metode pengajaran ini difokuskan pada pemberian pertanyaan pada siswa tetapi tidak untuk dijawab secara langsung.
Kunci agar siswa berpikir kritis adalah pada bentuk-bentuk pertanyaan yang diberikan pada siswa. Tujuan daripada pengajaran Sokrates adalah membuat pertanyaan-pertanyaan yang mendorong siswa mencapai pemahaman pada tahap tinggi. Di dalam metode yang digagas oleh Sokrates memuat dialog antara seorang pengajar dengan yang diajar sedemikian sehingga siswa akan menemukan sendiri konsep, rumus, dan prosedur yang diharapkan melalui serangkaian pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pengajar. Dalam menemukan konsep, rumus, dan prosedur, siswa mungkin berkolaborasi dengan siswa lainnya. Oleh karena itu, pengajaran yang dilakukan Sokrates dapat dipandang sebagai strategi pengajaran dengan setting kelompok. Pengajaran gaya Sokrates ini, sekarang dikenal dengan pengajaran kooperatif.
Dalam upaya pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaian pemecahan masalah (Problem Solving) perlu adanya perubahan paradigma dalam pembelajaran, yaitu dari paradigma guru mengajar berubah menjadi siswa belajar bagaimana belajar (Learning to learn) dan dari pandangan biologi sebagai produk berubah menjadi biologi sebagai proses. Kegiatan pembelajaran di kelas menempatkan posisi siswa bukan sebagai obyek belajar, tetapi sebgaia subyek pembelajaran. Siswa mendapatkan peran yang sangat besar dalam kegiatan belajar mengajar, tidak lagi sebagai pendengar atau penyerap ilmu, tetapi siswa memperoleh kesempatan yang lebih besar untuk mengkonstruksi pemahamannya sendiri terhadap konsep dan prinsip yang dipelajarinya.

0 comments:

Post a Comment

 
Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger

© Newspaper Template Copyright by RUSSAMSI MARTOMIDJOJO CENTRE | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks