Sunday, November 15, 2009

APAKAH BERPIKIR ITU?

Berpikir umumnya diasumsikan sebagai suatu proses kognitif yang tidak dapat dilihat secara fisik, yaitu berupa suatu aktivitas mental dalam usaha memperoleh pengetahuan (Presseisen, 1985). Hasil dari berpikir dapat berupa ide-ide, pengetahuan, alasan-alasan dan untuk proses berpikir yang lebih tinggi hasilnya dapat berupa keputusan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hudoyo (1989) yang menyatakan dengan berpikir orang dapat menyampaikan ide-idenya serta menampilkan suatu tingkah laku sebagai keterampilan atau penggambaran atas penguasaan terhadap sesuatu yang dipelajari.

Beyer (Presseisen, 1985) m;embedakan antara keterampilan berpikir dasar dan keterampilan berpikir kompleks. Menurut Presseisen (1985) bahwa proses berpikir kompleks terdiri dari empat macam, yaitu pemecahan masalah, pengambilan keputusan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Keempat macam proses berpikir kompleks tersebut bersifat saling melengkapi dan saling terkait erat.

Menurut Marzano et al.(1989:4) berpikir meliputi lima dimensi yang saling tumpang tindih, berkaitan satu sama lain, dan tidak hirarki. Kelima dimensi berpikir tersebut adalah metakognisi, berpikir kritis dan kreatif, proses berpikir, kemampuan berpikir inti, dan hubungan antara berpikir dengan pengetahuan tertentu.

Proses kegiatan berpikir dimaksudkan untuk memperoleh pengetahuan dan mengaplikasikan pengetahuan. Proses berpikir yang termasuk dalam perolehan pengetahuan adalah pembentukan konsep, pembentukan prinsip, dan pemahaman. Sedangkan proses berpikir yang termasuk dalam aplikasi pengetahuan adalah pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan penelitian.

Dalam menghadapi berbagai masalah, seseorang perlu melakukan penalaran (berpikir secara cermat) sebelum mengambil keputusan yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut. Menurut Krulik dan Rudnick (1993) menyatakan bahwa, penalaran memuat berpikir dasar, berpikir kritis, dan berpikir kreatif.

Galotti (Matlin, 1994) menyatakan proses kegiatan berpikir meliputi tiga bagian, yaitu penalaran, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah. Ketiga proses tersebut merupakan aktivitas mental yang membentuk inti berpikir. Proses kognitif tersebut saling berhubungan yang satu dengan yang lain. Dari pendapat Galotti, Krulik dan Rudnick maka aktivitas mental yang membentuk inti berpikir adalah berpikir dasar, berpikir kritis, berpikir kreatif, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah.

Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah sangat ditentukn oleh pengetahuan dan kemampuan berpikir kritis dan kreatif seseorang. Springer & Deutsch (Huitt, 1998) membedakan berpikir kritis dan berpikir kreatif dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Berpikir kritis cenderung lebih linier dan berurutan (serial), lebih terstruktur, lebih rasional dan analitis, dan lebih berorientasi tujuan. Berpikir kreatif lebih holistic dan parallel, lebih emosional dan intuitif, dan lebih kinesthetic. Pengklasifikasian berpikir kritis dan kreatif berdasarkan pada cara kerja otak kiri dan otak kanan. Berpikir dengan otak kiri berkaitan dengan berpikir kritis (analitis, beruntun, logis, dan objektif) sedangkan berpikir dengan otak kanan berkaitan dengan berpikir kreatif (global, parallel, emosional, dan subjektif).

Alvino (Cotton, 1992) mendefinisikan berpikir kreatif sebagai kemampuan yang mencerminkan aspek-aspek kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan. Dari pengertian tersebut dengan berpikir kreatif dapat menghasilkan banyak ide, mudah mengubah pandangan, memahami hal-hal yang baru, dan membangun gagasan-gagasan lain.

Berpikir kreatif adalah berpikir yang original dan reflektif dan menghasilkan suatu produk yang kompleks. Termasuk dalam berpikir kreatif adalah mensintesa gagasan, menghasilkan gagasan baru, dan menentukan keefektifan gagasan yang ada. Berpikir kreatif memuat kecakapan untuk membuat keputusan dan biasanya meliputi pengembangan produk akhir yang terbaru (Krulik dan Rudnick, 1993).

Berdasarkan pengertian berpikir kreatif menurut Krulik dan Rudnick, yaitu berpikir kreatif adalah berpikir reflektif, maka seseorang yang berpikir kreatif mempertimbangkan alternatif-alternatif kemungkinan-kemungkinan pemecahan suatu masalah sebelum mengambil keputusan dalam situasi yang tidak mempunyai penyelesaian yang mudah. Biasanya berpikir kreatif hanya dapat berlangsung apabila seseorang mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidang ilmu itu dan memahami strukturnya.

Berpikir kritis dan kreatif sangat saling berkaitan dan saling melengkapi dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Dalam pengambilan keputusan yang terbaik kita perlu mempertimbangkan dan mengevaluasi informasi. Mempertimbangkan dan mengevaluasi informasi merupakan suatu bagian penting berpikir kritis. Dengan demikian, pengambilan keputusan juga terkait dengan berpikir kritis. Pengambilan keputusan juga terkait dengan pemecahan masalah.

2 comments:

M. Asrori Ardiansyah said...

bagus artikelnya.. Terima kasih infonya.. Yang butuh Makalah Pendidikan silakan kunjungi Blog Kabar Pendidikan

Unknown said...

Sumber Bacaan atau Daftar pustaka kalau bisa dicantumkan. Terimakasih

Post a Comment

 
Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger

© Newspaper Template Copyright by RUSSAMSI MARTOMIDJOJO CENTRE | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks